Pages - Menu

Khutbah Jumat tentang Terorisme

contoh khutbah jumat pilihanDalam sebuah riwayat yang tertulis pada kitab Musnad Ahmad bin Hambal tertulis:

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ : حَدَّثَنَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ كَانُوا يَسِيرُونَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسِيرٍ ، فَنَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ ، فَانْطَلَقَ بَعْضُهُمْ إِلَى نبْلٍ مَعَهُ ، فَأَخَذَهَا ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ فَزِعَ ، فَضَحِكَ الْقَوْمُ ، فَقَالَ : مَا يُضْحِكُكُمْ ؟ ، فَقَالُوا : لا ، إلا أَنَّا أَخَذْنَا نبْلَ هَذَا فَفَزِعَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

Dari Abdurrahman bin Abi Laila berkata: suatu ketika sejumlah sahabat melakukan perjalanan bersama Rasulullah. Ketika beristirahat, salah satu di antara mereka tertidur pulas. Sedang beberapa sahabat yang lain masih terjaga. Kemudian mereka mengambil tombak seseorang yang tertidur itu dengan maksud menggodanya (bercanda). Maka ketika yang tertidur itu bangun, paniklah ia karena tombaknya hilang. Kemudian sahabat-sahabat yang lain tertawa. Maka Nabi bertanya, “apa yang membuat kalian tertawa?” Para Sahabat menjelaskan candaan tadi. Lalu Nabi pun bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim membuat panik muslim lainnya!”

Sikap Rasul saw dalam kasus tersebut patut untuk direnungkan, sedemikian seriusnya Rasul menanggapi peristiwa candaan antar sahabat tersebut, padahal dalam bebrapa ayat karakter rasulullah adalah sangat santun
Sebagaiaman dalam firman Allah,
Read More »

Khutbah Jumat tentang Dosa dan Cara Taubatnya

contoh khutbah jumat pilihanTak diragukan lagi bahwa rentang perjalanan hidup manusia didunia ini sudah dipastikan pernah berbuat dosa akibat kesalahan yang dilakukan kepada Allah, keluarga atau kepada sesamanya. Sebaik-baik manusia adalah dia yang mampu memperbaiki kesalahannya dengan cara bertaubat kepada Allah swt. Taubat dalam arti sesungguhnya yakni menyesal atas perbuatan dosa yang dilakukan dan berjaji dalam hati tidak mengulangi lagi dosa yang sama atau lebih dikenal dengan taubat nasuha.

Perbuatan dosa yang satu dengan dosa yang lainnya memerlukan cara taubatnya pun berbeda, sesuai dengan kepada siapa ia berbuat dosa. Berbuat dosa kepada Allah tentu taubatnya berbeda dengan dosa akibat berdosa kepada dirinya sendiri atau kepada sesama manusia. Oleh sebab itu diperlukan ilmunya tentang taubat yang benar, setap perbuatan memerlukan ilmu, tidak terkecuali bertaubat. Agaknya tidak berlebihan sya’ir Ibn Ruslan yang mengatakan bahwa beramal tanpa ilmu yang benar maka amalnya tertolak (mardud) begitu juga sebaliknya mengetahui kebenaran tanpa diamalkan maka pengetahuannya hanya berupa seonggok pengetahuan saja sama sekali tidak ada manfaatnya.

Hadirin Sidang jumat rahimakumullah..
Perbuata dosa berdasarkan kepada siapa kesalahan tersebut dilakukan, dosanya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu dosa kepada Allah, kepada dirinya dan dosa kepada orang lain. dari ketiga dosa tersebut  yang paling sulit cara bertaubatnya adalah dosa yang terakhir yakni dosa yang menyangkut kesalahan kepada sesama.

Marilah kita pahami satu persatu sebagai kepedulian kita untuk menghindarinya agar tidak terjerumus dalam sebuah kesalahan satupun.

Pertama, dosa kepada Allah a-sich, yaitu dosa karena melanggar larangan atau tidak melaksanakan perintah Allah, seperti sholat, puasa dan lain-lain. Padahal dengan jelas Allah memerintahkan mendirikan sholat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa`: 103) begitu juga dengan puasa wajib.

Cara bertaubat dari dosa-dosa kepada Allah seperti di atas, cara bertaubat nya ialah membayar (qadha) kewajiban yang ditinggalkan tersebut, disertai dengan penyesalan mendalam dan berjanji seteguh hati tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, itulah yang disebut dengan taubat nasuha seperti pada khutbah yang telah lalu.

Kedua, dosa kepada Allah namun secara bersamaan dosa tersebut juga ada kaitannya dengan dosa kepada dirinya sendiri. Sebut saja perbuata mabuk, mabuk adalah perbuatan dosa, sebab melanggar larangnan Allah namun secara bersamaan juga termasuk perbuatan dosa karena menganiaya terhadap dirinya sendiri. Untuk terbebas dari perbuatan dosa model seperti ini cara bertaubatnya harus segera berhenti dari perbuatan dosa tersebut seraya memohon ampunan kepada Allah. Apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh insyaallah Allah akan mengampuninya.

Allah maha menerima taubat hambanya, tetapi tidak boleh dijadikan sebuah papan pantul alasan seseorang untuk melakukan perbuatan dosa. kemudian bertaubat lalu melakukan dosa lagi begitu seterusnya karena Allah berfirman di Dalam al Qur’an

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (An-Nisa:17)

Dalam ayat tersebut di atas, jelas dan lugas mengatakan bahwa taubat yang diterima Allah adalah taubat atas  perbuatan dosa lantaran pada saat melakukannya dalam kondisi bi jahalatin (tidak mengerti), kemudian pada saat mengerti bahwa perbuatannya tersebut berdosa, maka seketika itu bertaubat. Dengan kesigapan taubat seperti ini insyaallah taubatnya diterima secara otomatis oleh Allah swt, sebab Allah maha bijaksana. Hal ini tentu berbeda dengan taubat seseorang yang melakukan perbuatan dosa dengan kesadaran penuh. Alih alih "Allah maha pengampun" dijadikan landasan bagi sebagian orang untuk melakukan dosa, menganggap remeh karena berdalih bahwa Allah Maha Pengampun. Sungguh logika ini sama sekali tidak berdasar.

Dosa yang ketiga, dosa kepada orang lain, dosa kepada orang lain. Perbuatan dosa ini menjadi dosa yang sangat sulit untuk diampuni oleh Allah, karena cara bertaubatnya melalui beberapa tahap, yak tahap pertama dengan meminta maaf kepada yang bersangkutan, keumudian memohon ampunan kepada Allah. Tanpa memohon kepada yang bersangkutan mustahil Allah mengampuninya.

Barangsiapa yang mempunyai kezhaliman kepada saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta dihalalkanlah kepadanya dari dosanya itu sebelum datang hari di mana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), di mana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya, maka akan diambil dari dosa orang yang teraniaya itu, lalu dipikulkan kepada orang yang menganiaya itu” (HR. Bukhari)

Namun demikian al Qur’an sangant menganjurkan kepada sesama untuk memaafkan dosa sesama yang teraniaya akibat ulahnya, sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]:17 )

Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah
Dosa kepada sesama bisa terjadi beraneka ragam, ada yang terkait dengan harta, kehormatan, keluarga dan dosa-dosa yang berkaitan dengan agama. 

Apabila dosa yang mempunyai kaitan dengan harta, entah mencuri, menipu merampas secara paksa atau mungkin korupsi maka cara bertaubatnya harus mengembalikan seuruthnya harta tersebut kemudian memohon maaf baru kemudian minta ampunan kepada Allah. Alangkah sulitnya bagi sang koruptor yang banyak melibatkan insan-insan lain untuk meminta maaf. Sungguh koruptor adalah prilaku yang kotor. Bahkan taubatnya pun sulit dan rumit step yang harus dilalui

Dosa yang menyangkut kehormatan, sebelum taubat kepada Allah untuk mengetuk pintu ampunannya, terlebih dahulu harus mengutarakan kepada yang bersangkutan sekaligus meminta kerelaannya untuk dima’afkan, barulah memohon kemudian menapaki jalan permohonan ampun kepada Allah. Tanpa meminta maaf kepada yang teraniaya maka amal kebaikannya kelak akan ditukar dengan dosa orang-orang yang dianiaya.

Dosa yang ada hubungan dengan keluarganya, mungkin pernah berbohong kepada anak, isteri, orang tua harus meminta kerelaannya terlebih dahulu sebelum memohon ampunan kepada Allah. Begitulah agama Islam sangat menghormati muru’ah orang lain sampai ke anggota keluarganya sendiri yang notabenenya dalam penguasannya tetapi masih harus dijaga dan dihormati. Disnilah sisi kejujuran terhadap siapapun harus ditegakkan meskipun kepada keluarganya sendiri.

Dosa kepada orang lain yang menyangkut agama adalah, pentakfiran, pembid'ahan pada masalah masalah furu'iyah, yang mana di dalamnya masih ada perdebatan. DEngan membid'ahkan dan menyesatkan yang lain mengakibatkan kehormatan seseorang terkurangi dimata orang lain, meski tidak dimata Allah swt. Terkecuali ada motif lain, seprti meluruskan akidah atau sejenisnya

Mudah-mudahan kita semua bukan termasuk korang-orang yang mushirruna bidz-dzanbi amiiin
Read More »

Khutbah Jumat Tentang Ikhlas

contoh khutbah jumatKhutbah jumat Setiap amal perbuatan manusia butuh ikhlas sebagai pra-syarat diterimanya amal kebaikan tersebut di hadapan Allah swt. ikhlas dalam arti, beramal jernih, semata-mata hanya karena Allah swt. Tanpa ada campuran keterpaksaan, tekanan atau mendongkrak popularitas belaka. Perbuatan yang dilakukan atas dasar pencitraan diri menjau dari predikat al-mukhlisin (orang yang ikhlas).

Tanpa ikhlas seluruh amal menjadi sia-sia belaka, hanya memberatkan fisik tanpa ada atsar sedikitpun dalam psikis, secara lahiriyahnya mengerjakan tetapi kondisi bathiniyah meronta menolak perbuatan tersebut. Ibnul qoyyim al Jauziyah membuat perumpamaan kondisi orang-orang yang beramal tanpa di dasari rasa ikhlas bagaikan musyafir yang mengisi kantong perbekalannya dengan kerikil dan pasir, hanya memberi beban berat tapi tidak membawa manfaat”.

Kondisi seperti ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur perbedaan orang munafik dan mukmin, orang munafik melakukan tetapi sebatas lahiriyahnya saja, sedangkan mukmin sejati melakukan amal perbuatan tembus sampai ke dalam lubuk hatinya, lebih lanjut Ibnul Qoyyim mengatakan

لو نفع العلم بلا عمل لما ذم الله سبحانه أحبار أهل الكتاب ، ولو نفع العمل بلا إخلاص لما ذم المنافقين .
andaikan ilmu bisa manfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta Ahli kitab. Dan andaikan ilmu itu bisa bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.

Hadirin Sidang Jumat rahimakumullah
Read More »

Khutbah Jumat tentang Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

contoh khutbah jumat pilihan terbaruPusat khutbah jumat akan share khutbah jumat yang berjudul Berbakti kepada kedua orang tua, semoga bermanfaat dan dijacikan sebagai khutbah yang ikhlas tanpa mengharap apapun. mengawali khutbah kali ini marilah kita simak firman Allah di dalam surat al-Isra’: 23

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا.
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (QS. al Isra’[17]:23)

Beriringannya perintah beribadah kepada Allah dan berbakti kepada orang tua, memberikan isyarat penekanan berbakti kepada kedua orang tua memiliki kebaikan yang berkualitas unggul, terlebih lagi orang tua yang sudah memasuki usia senja, ia butuh kasih sayang dan pengertian yang mendalam dari anak-anaknya.

Sudah menjadi kemestian dalam hidup ini setiap anak mempunyai orang tua, orang tua menjadi kandidat orang pertama yang paling berhak memperolaeh kebaikan dari anaknya dibanding orang lain di sekitarnya, bukan saudaranya, pasangannya apalagi hanya sekedar kekasihnya. Peran orang tua dalam kelangsungan hidup ini sangat besar dibanding peran orang lain, oleh karenanya terlalu mahal untuk dikorbankan demi apa saja. Namun faktanya terkadang tidak demikian adanya, banyak anak yang memandang sebelah mata ketikan keberhasilan hidup telah diraihnya, sungguh suatu saat kehidupannya akan hancur sejak di dunia terlebh di akhiranya. Berbakti kepada orang tua adalah kebaikan yang spesial termasuk dalam infak, Allah berfirman:

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ.

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.(Al-Baqarah[2] : 215)

Kebaikan kepada orang lain secara umum disebut ihsan tetapi berbakti kepada kedua orang tua memiliki istilah birrul waalidain. Arti birrul walidain itu sendiri memiliki beberapa makna yang mendalam, namun kesemuanya memiliki kesamaan yang jelas yakni berbuat baik kepada kedua orang tua, tidak menyakiti dengan baik secara fisik maupun perasaan, tidak menampakkan kekesalan meskipun orang tua menjengkelkan, tidak bersuara lebih keras, hormat dan berkata baik kepadanya dalam suasana apapun dan sederet kebaikan lainnya. Mendengar dan menjalankan nasehat-nasehat baiknya secara istiqomah.

Hadirin jamaah jumat yang berbahagia,

Birrul waalidain itu berbuat baik sehingga kebaikan menjadi melejit dan berubah nama menjadi berbakti, berbakti itu sendiri tidak berarti membalas kebaikan orang tua, karena jelas tidak setara dengan kebaikan orang tua, melainkan berbuat baik karena memenuhi kewajiban seorang anak kepada orang tuanya. Tak bisa dibenarkan jika dikatakan bahwa berbakti adalah membalas budi baik orang tua, bahkan satu kali kesakitan disaat melahirkan saja seluruh kemampuan kita untuk dikerahkan sebagai imbalannya tidak akan pernah seimbang, belum termasuk mengandungnya apalagi mengasuhnya. Seungguh orang tua kita adalah pahlawan pertama yang membela kehidupan ini, setelah nabi dan rasulnya.

birrul waalidain menurut Al-Imam Adz-Dzahabi adalah sebuah bakti kepada orang tua yang hanya bisa terealisasi dengan memenuhi tiga kewajiban yaitu mentaati segala perintah orang tua selama tidak ada unsur maksiat, menjaga amanah hartanya dan membantu atau menolong orang tua, bila mereka membutuhkan. Bila diantara ketiga unsur tersebut ada yang diabaikan maka belum layak disebut birrul waalidain

Berbeda lagi menurut Imam Nawawi, berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.” Senada dengan definisi ini dapat ditemukan dalam sabda Nabi saw,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ ( أَتَى رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي جِئْتُ أُرِيدُ الْجِهَادَ مَعَكَ أَبْتَغِي وَجْهَ اللَّهِ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَقَدْ أَتَيْتُ وَإِنَّ وَالِدَيَّ لَيَبْكِيَانِ قَالَ فَارْجِعْ إِلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا ).
Artinya: “Abdullah bin ‘Amr berkata: “Seseorang pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku datang ingin berjihad bersama, aku berharap wajah Allah dan kehidupan ahirat, dan aku telah datang dalam keadaan kedua orang tuaku benar-benar menangis?”, beliau menjawab: “Kalau begitu, kembalilah kepada keduanya, buatlah mereka berdua tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka berdua menangis.” (HR. Ibnu Majah, Abu Daud dan An Nasai.)

Dibalik tatapan mata seorang ibu yang tak lagi jelas ada doa yang tulus, dibalik kulit keriputnya ada hamparan kebaikan dan bukti telah mengurus serta membesarkan anak-anaknya, dibalik pendengarannya yang mulai berkurang tersimpan nyaringnya do’a orang tua dalam pendengaran tuhan. Oleh karenanya rugi besar bagi orang yang mempunyai oran orang tua sudah sepuh namun ia tak bisa masuk ke dalam surga. Mengingat banyaknya kebaikan yang bisa kita lakukan dari seorang ibu atau bapak.

Saking besarnya kebaikan berbakti kepada kedua orang tua, seolah olah pahala kebaikannya melebihi pahala jihad. Hal ini dapat kita tadabburi hadits nabi yang menyuruh seorang pemuda untuk tinggal bersama ibunya daripada berjihad, apabila orang tuanya lebih membutuhkan, berdasarkan hadits Nabi saw:

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ فَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ. قَالَ: «أَلَكَ وَالِدَةٌ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «اذْهَبْ فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلَيْهَا» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ.
Artinya: “Mu’awiyah bin Jahimah meriwayatkan bahwa Jhimah radhiyallahu ‘anhu pernah mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Sungguh aku ingin berperang, dan aku datang meminta petunjuk kepada engkau?”, beliau bersabda: “Apakah kamu memiliki ibu?”, ia menjawab: “Iya”, beliau bersabda: “Pergilah dan tinggallah bersamanya, karena sesungguhnya surga pada kedua kakinya.”( HR. Al Hakim)

Hadits di atas bernilai sahih, juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Surga di telapak kaki ibu, darinya ridhoa Allah mengalir kepada sang anak begitu juga sebaliknya durhakan kepada kedua orang tua akan mengalirkan durhaka Allah kepada sang anak.

Hadirin Jam’ah Jumat rahimakumullah
Mendurhakai orang tua sama saja dengan merusak hubungan manusia dengan tuhannya, sudah menjadi ketentua sejarah, bahwa tak seorangpun bisa menuai bahagia apabila durhaka kepada kedua orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua siksaanya tidak hanya di akhirat saja sebagaimana dosa-dosa lainnya, tetapi dosaanya sudah di cicil sejak di dunia dan kontan di akhirat kelak. Sungguh mengerikan sekali,

Dalam cerita rakyat kita sering mendengar bahwa menanam kedurhakaan kepada orang tua akan memanen kesengsaraan secara kontan di dunia terlebih di akhirat kelak, sebut saja misalnya kisah Malin Kundang, kyai Barseso dan sederet legenda dan cerita lain yang sejenis. Durhaka kepada seorang bapak adalah dosa besar terlbih kepada seorang ibu, jauh lebih besar lagi dosanya. Keharusan berbuat baik kepada ibu disebut tiga kali kemudia kepada bapak memberikan isyarat kebanyakan kedruhakaan seseorang itu justru kepada ibunya,(lihat syarh Imam Muslim, 1/194)

Dalam hadits lain dikatakan “Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka terhadap ibu dan melarang mengabaikan orang yang hendak berhutang. Allah juga melarang menyebar kabar burung, terlalu banyak bertanya dan membuang-buang harta (HR. Bukhariy-Muslim) status hadits shahih

Hadirin jamaah jmat yang berbahagia,

Setiap perbuatan yang menyinggung orang tua adalah dosa besar meskipun dalam pandangan umum tidaklah berdosa, misalnya memberikan sesuatu dengan melempar, begitulah Ibnu Hajar Al-Haitsami menjelaskan, atau tidak segera menyambut kedatangan orang tua di muka umum, merujuk pada kitab Az-Zawaajir II : 73. Nampaknya hal ini banyak terjadi di kalangan lingkungan orang keren, yang sebentuk gengsi dengan penampilan orang tua yang terkesan tidak trendy.

Disebut durhaka apabila ada perbuatan seorang anak yang mengusik atau mengganggu orang tuanya. Lebih jauh lagi Imam Ghazali mengatakan: “berbuat yang subhat kepada orang lain, berubah hukumnya menjadi wajib jika dilakukan kepada orang tua. Bepergian yang sunnat dan mubah menjadi haram hukumnya jika orang tua tidak mengizinkan…” dan begitulah seterusnya, tentunya apabila perintah dan larangan tersebut tidak mengandung unsur maksiat di dalamnya.

Di dalam sebuah keterangan lainnya, yang memberikan penegasan larangan durhaka kepada kedua orang tua adalah Abdullah bin Ali Al-Ju’aitsan yang mengatakan, “Apabila kita sadar betapa besar hak sang ibu kepada anaknya anaknya, betapa besar dosanya durhaka terhadap kedua-nya, maafkan segala kekeliruannya di masa lalu, berusahalah menjalin hubungan baik dengannya, menyenangkan dan dahulukan kepentingannya, kurang lebih seperti itulah cara kita untuk menghindari durhaka kepadanya.

Imam Al Qurtubi erpendapat: “Termasuk durhaka kepada orang tua adalah menentang keinginan-keinginan mereka yang mubah, sebagaimana berbakti kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Perintah yang sunnat menjadi wajib, wajib bukan perbuatannya tetapi wajib kerena dalam kerangka berbakti kepada kedua orang tua, kuranglebih seperti itulah penjelasan dalam Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 6/238.

Sungguh nista sekali, era saat ini banyak kita temukan ada seorang anak tega membunuh orang tuanya, menghina dan berseteru di muka umum dengan ibunya, tak peduli ia pejabat atau artis atau siapapun mereka. Mereka akan terlaknat di akhirat kelak.

Ketahuilah Allah telah memilihkan rahim seorang ibu sebagai tempat kita menetap selama kurang lebih 9 bulan, begitu arif dan bijaksanaya seorang ibu tega merawatnya meskipun masih dalam kandungan dan menyengsarakan dirinya. Orang tua selalu berusaha menyenangkan anaknya meskipun terkadang orang tua harus berbohong, jika ada makanana ia katakan tidak, agar sang anak bisa memakannya dengan ni’mat meskipun orang tua sungguh menginginkannya.

Air mata kesediahan orang tua dikatakan sebagai sakit mata biasa, karena khawatir kesedihan orang tua mengganggu keceriaan anaknya, kesengsaraan kerja dikatakan sebagai hobi, meskipun harus menanggung beban berat agar sang anak tidak menjadi sedih karena beban yang tanggungnya. Begitulah seterusnya, sungguh orang tua berbohong kepada anaknya hanya semata-mata agar anaknya tetap ceria dan bahagia, subhanallah…

Sungguh sangat meprihatinkan, faktanya satu ibu bisa mengurusi dan membesarkan 3, 4, 5 anak atau lebih banyak lagi, tetapi tekadang lima anak tidak bisa mengurusi satu ibu saja. Kesedihan yang dahulu ditanggung ibunya mudah dilupakan sang anak pada saat memperoleh kebahagiaan di masa kini, tekadang saat mendapat kebahagiaan sang istri yang didahulukannya, jika awal bulan mendapat gajian kepada isteri diserah terimakan bukan kepada sang ibu yang sekian lama membesarkannya.

Ya rabb, mudahkan kedua orang tua kami dalam menjalani hidup di dunia, dan ampunkan seluruh dosanya agar kelak meghadapmu dalam keadaan orang yang bersih dari dosa dan noda, terimalah taubat nasuha mereka berdua
Read More »

Khutbah Jumat tentang Hidup Tenang tanpa Bohong dan Korupsi

contoh khutbah jumat
Pada kesempatan Khutbah Jumat kali ini, rasanya sangat baik dan bijak khotib mengajak untuk merenungkan sejenak beberapa hal berkaitan dengan kejujuran, karena kejujuran menuai hidup tenang dengan modal tanpa kebohongan dan korupsi. Sifat mulia yang bernama jujur itu ternyata mampu mendatangkan berbagai macam keuntungan dan manfaat. Disamping menyebabkan kselamatan di akhirat bagi pemiliknya, sifat jujur juga membawa banyak keuntungan kehidupan dunia. Banyak sekali keuntungan yang bisa diambil dari sifat jujur, diantaranya hidup sebagai orang yang terhormat, dicintai banyak orang dan memperoleh ketenangan.

Dalam aktifitas apapun orang yang membiasakan diri bersikap jujur, pasti akan berusaha menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku, baik itu aturan agama, masyarakat, ataupun aturan negara. Orang yang jujur tidak pernah secara sengaja melanggar larang yang telah ditetapkan. Dia senantiasa mematuhi tata aturan yang ditetapkan. Dia tidak perlu takut kalau aibnya terbongkar atau dikejar-kejar pidana karena telah melakukan kesalahan. Semua yang dilakukakannya adalah sesuatu yang benar dan tidak melanggar hukum, sehingga tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Oleh karena itu, hidupnya berlimpah ketenangan. Dalam hadits yang berstatus hasan disebutkan

عن النواس بن سـمعـان رضي الله عـنه، عـن النبي صلى الله عـليه وسلم قـال
الـبـر حـسـن الـخلق والإثـم ما حـاك في نـفـسـك وكـرهـت أن يـطـلع عــلـيـه الـنـاس
[رواه مسلم]
Kebaikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah sesutu yang mengganjal di dalam dirimu, dan tidak senang jika orang lain melihatnya (HR. Muslim: 2553)

Gambaran tersebut bertolak belakang tentunya dengan orang yang suka berbohong. Sifat bohong adalah lawan dari sifat jujur. Ibarat air dengan minyak, kedua sifat ini tidak akan pernah bisa menyatu. Selain akan menggiring pelakunya ke dalam neraka di akhirat nanti, seifat bohong juga banyak menimbulkan kerugian di dunia. Dalam sebuah riwayat ‘Aisyah dari Abdullah Ibn Mas’ud menyebutkan Bahwa rasul saw bersabda:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا (رواه البخاري)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau bersabda. ‘Sesungguhnya sidiq itu membawa pada kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan pada surga. Dan seseorang beperilaku sidiq, hingga ia dikatakan sebagai seorang yang siddiq. Sementara kedustaan akan membawa pada keburukan, dan keburukan akan mengantarkan pada api neraka. Dan seseorang berperilaku dusta, hingga ia dikatakan sebagai pendusta. (HR. Bukhari)

Hadits ini dengan jalur sanad merupakan hadits shahih yang diriwayatkan oleh seluruh A’immah Ashab Kutub Al-Sittah, kecuali imam Nasa’i :

Jamaah Jumat rahimakumullah...
JIka seseorang telah dikenal sebagai orang yang jujur, maka dimanapun dan kapanpun dia berada, semua orang akan respek dan hormat kepadanya, begitupula sebaliknya orang yang terkenal dengan sifat bohongnya maka dimanapaun dan kapanpun orang-orang sekelilingnya akan menyematkan titel sebagai pembohong. Setinggi apapun jabatannya orang lain akan meremehkannya.

Lalu, bagaimana dengan nasib seseorang yang gemar sekali melakukan tindakan korupsi?, tentu saja, karena korupsi merupakan salah satu bentuk kebohongan, penyelewengan wewenang dan anggaran, sebuah prilaku yang bertentangan dengan kebenaran. Ia tak pantas mendapat penghormatan meskipun berpakaian rapi dan berdasi.

Dalam kondisi yang demikian ia banyak melakukan kebohongan diantaranya adalah, kebohongan kepada Allah atas amanat yang diembannya, bohong terhadap orang yang dipimpinnya dimana banyak harapan rakyat yang tertumpu dipundaknya. Sangat wajar jika para koruptor dihujat dan tidak diterima dalam komunitasnya.

Kepiawaiannnya dalam bersilat lidah, kecerdasan dan pengalamannya tidak menjamin seseorang tidak berbuat aniaya dan terjebak dalam praktik korupsi. Krenanya setiap muslim harus berhati-hati dan istiqomah dalam melakukan kejujuran. Di era carut marut seperti ini orang jujur sudah mulai langka. KEilmuan yang pernah dikaji tidak cukup hanya sebatas pengetahuan belaka, akan tetapi harus dijadikan sebagai dasar pijakan dalam melangkah di dunia ini. Keutamaan seseorang akan tercapai apabila seseorang mampu mengawinkan ilmu pengetahuan dalam praktik keseharian dengan jujur. Allah berfirman:

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
Artinya: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. as-Shaff: 3)

Hadirin sidang jumat rahimakumullah...
Apabila dalam sepak terjang kehidupannya konsisten dalam garis kejujuran dari perkataan sampai tindakannya maka struktur kehidupan akan menjadi teratur, muara dari keteraturan dalam hidup tersebut adalah aman tanpa gangguan, tenang tanpa kekacauan, dan aktifitas lancar tanpa gangguan kejiwaan. Ia selalu siap di audit secara terbuka oleh siapapun dan kapanpun serta dimanapun ia berada. Jadi buah berharga dari kejujuran adalah ketenangan dalam hidup.

Jaminan ketenangan bagi orang yang senantiasa berbuat kejujuran adalah sebuah jaminan yang pasti. Dalam sebuah riwayat hasan ibn Ali ibn Abi Thalib disebutkan, Rasul saw bersabda:

دع ما يريبك إلى ما لايريبك فإن الصدق طمأنينة وإن الكذب ريبة
Tinggalkanlah sesuatu yang mengusik dirimu untuk beralih pada sesuatu yang tidak mengusik dirimu. Karena sesungguhya kejujuran itu membawa ketenangan dan kebohongan menyebabkan perasaan tidak tentram (HR. Tirmidzi)

Dengan tidak berbohong dan menyalahgunakan wewenang, hari hari akan menjadi tenang, korupsi hanya menyisakan resah berkepanjangan yang mengakibatkan berbagai gejolak penyakit lain.

Marilah kita sisakan tekad bulat untuk selalu istiqamah dalam berbuat kejujuran, yakinlah bahwa di dalam kejujuran tersimpan kebahagiaan yang abadi, keabadiannya sejak di dunia, terlebih di akhirat kelak amiiin ya rabbal alamin...

=======
Read More »

Khutbah Jumat tentang Hidup Sederhana Mengikis Korupsi

contoh khutbah jumatSebagaimana pusat khutbah jumat akan posting khutbah tentang hidup sederhana mengikis korupsi, alasannya sederhana saat ini sedang marak, faktanya media banyak yang memberitakan hal itu.

Sidang Jumat Rahimakumullah...

Rasul saw bersabda yang artinya :

لوأن لإبن أدم واديا من ذهب أحب أن يكون له واديان ولن يملاء فاه إلا التراب ويتوب عاى من تاب

"Seandainya anak Adam memiliki sebuah lembah berisi emas, pasti dia ingin memiliki dua lembah emas. Tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali hanya tanah (kuburan). Dan Allah akan memberi taubat kepada orang-orang yang mau bertaubat". (HR. Bukhari)

hadits tersebut di atas memberi pengertian betapa setiap manusia mempunyai karakter rakus, kerakusan manusia tak ada batasnya, andaikan ia mempuyai apa yang telah diidam-idamkan maka muncul keinginan yang lain untuk memilikinya, karakter dan keinginan yang demikian ini berjalan terus secara simultan hingga keinginan itu terkubur bersama jasad-jasanya. Kuburan adalah satu satunya yang dapat memberhentikan keinginannya yang berlebihan itu

Nah, untuk memenuhi hasrat ingin memiliki yang berlebihan dan nafsu rakus yang menggebu-nggebu itulah disinyalir menjadi faktor terbesar terjadinya korupsi yang saat ini makin menggila penyebarannya, berkembang biak dari semua lini, dari penjuru kota hingga pelosok desa, dari instansi negeri sampai pada instansi swasta, di masyarakat ningrat maupun rakyat jelata. Bahkan ada beberapa orang terpandang dalam ilmu agamanya tetapi ia terlibat korupsi yang jumlahnya fantastis mencapai miliaran rupiah, subhanallah... hal ini membuat pablik dan insan beragama menjadi terdengang tak bisa berkata apa-apa karena saking herannya. Tidak lain penyebabnya adalah bergaya hidup mewah

Sidang jumat rahimakumullah
Jika kita sepakat bahwa sumber terbesar kasus korupsi yang melanda ini disebabkan karena gaya hidup mewah, maka cara menangkis korupsi adalah gaya hidup dengan penuh kesederhanaan. Memang tidak mudah seseorang mampu bergaya hidup sederhana, apalagi era saat ini, barang-barang dijajakan di depan pelupuk mata, pembeli bak raja semua hadir dalam mesin genggaman, informasi televisi yang lebih menampakkan tontonan kehidupan berstandar 'kelas atas' yang ditonton oleh komunitas berstandar hidup mini sungguh menjadi pendorong yang sempurna menjadi kaum konsumeris.

Lihatlah tayangan iklan begitu heboh terbalut dalam kemasan unik denderung mendorong penontonnya untuk menggebu-nggebu memilikinya, kondisi demikian jika tidak diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat maka, seseorang akan sangat mudah terjerumus dalam kancah praktik koruptif dan manipulatif. Apalagi hal ini diperparah lagi oleh kurang jelinya penikmat iklan, tentu akan berujung pada rasa ingin memiliki, lambat laun akan menjadi orang yang kepemilikan yang terkadang jauh dari penghasilan yang didapat.

Klimaks dari rentetan lingkaran kehidupan diatas akan berujung pada pemaksaan kebutuhan yang harga kebutuhannya lebih tinggi dari penghasilan bersih yang di dapatnya. Dari sini celah pemaksaan terhadap pemenuhan melalui jalan bathil, yang akhirnya terbentuklah prilaku korupsi jilid pertama dimulai, hingga beranak pianak berjilid-jilid.

Sidang jumat rahimakumullah
Keterangan di atas tidaklah menggiring manusia hidup kekurangan, karena prinsip agama sendiri tidak melarang seseorang hidup kaya, telah bertebaran dalil naqli maupun dalil aqli, Ajaran seperti zakat, infak, sedekah santunan anak yatim, mengasihi orang-orang yang hidupnya dalam taraf kekurangan, menunjukkan adanya anjuran menjadi orang kaya. Begitu juga dengan haji, bagaimana ada kwajiban haji jika kaya itu dilarang oleh agama, sedangkan haji pasti membutuhkan biaya yang tinggi. Jelalah bagi kita bahwa, sama sekali tidak bisa dibenarkan secara aqli maupun naqli bahwa Islam melarang menjadi kaya.

Hidup mewah dilarang, hidup miskin bukan anjuran, maka pilihan tepat dalam beragama adalah hidup sederhana. Dengan kesederhanaan langkah pemenuhan kebutuhan menjadi ringan, ibadah lebih fokus, dan beban pertanggung jawabannya di akhirat menjadi lebih ringan

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا.

Artinya: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
(Al- Furqon:67)

Rasulullah saw lebih memilih hidup sederhana, meskipun Jibril menawarkan kepadanya gunung Uhud dijadikan bongakahan emas menjadi bongkahan emas. Meskipun hidup sederhana Rasul saw menaruh perhatian dan berbagi kepada kaum tak berpunya. Tempat tinggalnya sama saja dengan kebanyakan penduduk pada masanya, tempat tinggalnya terletak di pinggir masjid, bukan di tempat khusus yang penuh penjagaan dengan berbagai prosedur, beliau pemimpin yang merakyat, mudah ditemui tanpa prosedur yang berbelit-belit. Sungguh pilihan bagi orang orang yang berkepribadian mulia.

Dalam Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Sejak berpindah ke Madinah, keluarga Muhammad saw. tidak pernah merasa kenyang karena makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai beliau wafat (Sahih Muslim: 5274)

Semoga kita termasuk orang yang mampu meneladaninya amiin ya rabbal alamin
===
Di masjid: YSM
Tanggal: 7 Juni 2013
Read More »

Khutbah Jumat tentang Empat Tanda Kiamat

contoh khutbah jumat pilihanPusat khutbah Jumat, pada tanggal 04 Januari 2012 mendapat jadwal khutbah itung-itung kilas balik tahun baru maka judul khutbah jumat admin kali ini mengambil tema empat tanda kiamat telah dekat. Setelah berkali kali mengemukakan judul seputra taubat nasuha. Selamat membaca…
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (QS. Thaaha: 15) “
Rahasia terjadinya kiamat mutlak dalam genggaman Allah, bahkan para Nabi pilihan-Nya pun tidak mengetahuinya, Allah hanya memberikan sinyal sebagai tanda dekatnya kiamat melalui lisan para utusannya, banyak hadits yang mengungkap masalah ini, terlalu banyak jika di harus disebut dan dijelaskan satu persatu, siang hari ini marilah kita resapi dan kita kaji secara konteks masakini yang terjadi dalam masyarakat sekeliling kita. Berdasarkan hadits sahih yang diriwayatkan Imam Bukhariy dalam kitabul ‘ilmi, pada bab raf’il ilmi Nabi saw Bersabda;

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits di atas, disebutkan empat tanda datangnya hari kiamat. diantaranya,
• Diangkatnya ilmu
• Ditetapkannya kebodohan
• Diminumnya hal-hal yang memabukkan
• Perbuatan zina ditampakkan secara terang-terangan

Pertama, Allah mengangkat ilmu dari muka bumi, sampai seseorang linglung tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mudah digelincirkan yang salah dianggap benar dan yang benar di simpan untuk dihilangkan. Tidak serta merta ketika Allah mengangkat ilmu dari bumi dengan cara menghilangkan pengetahuan dari bumi dengan begitu saja, tetapi Allah mengangkat ilmu dari permukaan alam ini dengan cara memanggil orang-orang ‘alim atau para kyai keharibaan-Nya, Nabi bersabda: 

إن الله لا يَقْبِضُ العلمَ انتزاعاً ينتزعُه من العباد، ولكنْ يقبِضُ العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يبقَ عالماً؛ اتَّخذ الناس رؤوساًَ جُهَّالا، فسُئِلوا ؟ فأفتوا بغير العلم، فضلّوا وأضلوا.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain) (HR. shahih bukhariy)
Kalau kita sempatkan diri kita, melihat kilas balik di tahun 2012 saja, banyak ulama’-ulama’ yang dipanggil oleh Allah swt. Sebut saja,
  1. Kyai Imam Yahya Mahrus pimpinan pondok pesantren lirboyo Wafat 14 Januari 2012
  2. Kiai Munif Djazuli pimpinan pesantren Pondok Al Falah Ploso Kediri, 30 Januari 2012
  3. KH Abdullah Faqih, Pengasuh Pondok Pesantren Langitan wafat 9 Pebruari 2012
  4. KH. Ahmad Zamakhsyari Al-Rifai, Pengasuh Pondok Modern Al-Rifa’ie Ketawang Gondanglegi Malang Jatim 19 Pebruari 2012
  5. Abuya Muhibuddin Waly Pimpinan Pesantren Markaz Al Ishlah Al Aziziyah di Aceh meninggal 7 Maret 2012
  6. KHR Fawa’id AS’ad, pengasuh pondok pesantran (ponpes) Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Asem Bagus, Situbondo, meninggal di usia 43 tahun 09 Maret 2012
  7. KH. Achmad Sofyan Miftahul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sumber Bunga, Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, berpulang 06 April 2012
  8. K.H. Rifai Muslim Imampuro (Mbah Liem) Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti, Troso, Klaten, Jawa Tengah, , meninggal 24 Mei 2012
  9. KH Muhammad Idris Jauhari, pimpinan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura, Kamis (28 Juni 2012)
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah….
Dengan meninggalnya beliau-beliau ini, secara tidak langsung Allah juga mengangkat sedikit demi sedikit ilmu pengetahuan dari alam ini, pada saat yang bersamaan manusia akan dihinggapi kebingungan dan kebimbangan menentukan baik-buruknya suatu perkara atau sikap, karena tempat mengadu dan memohon fatwa yang berkualitas pengetahuan makin berkurang. Sehingga antara satu pendapat dengan pendapat lain berseberangan, tajamnya perbedaanpun tak dapat dielakkan, pada akhirnya berujung permusuhan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

Realitas sosial menyatakan bahwa penggantinya ulama’ dan cerdik cendekia yang meninggal dunia harus menunggu beberapa tahun lamanya, kasus ini berbeda dengan pejabat. Jika hari ini meninggal maka besok pagi sudah siap penggantinya. Bahkan mungkin saja sebelum meninggalpun sudah ditunggu lengsernya.

Kedua, Ditetapkannya kebodohan, sebagai konsekwensi logis, atas banyaknya meninggal dunia maka kebodohan merajalela, bisa jadi anggapan orang-orang akan keliru, yang disangka baik mungkin juga sebaliknya, apalagi jika penilaian kegamaan semata-mata distandarkan sisi dhohirnya saja. Abu Hurairah ra ia bekata: Rasulullah saw bersabda:
يتقارَبُ الزَّمان، ويُقْبَضُ العلم، وتَظْهَرُ الفِتَنُ، ويُلقى الشُّحُّ، ويَكْثر الهَرْج.
“Telah semakin dekat jaman dimana akan diangkat ilmu, fitnah merajalela, penyakit kikir akan dijatuhkan (dalam hati manusia), dan banyaknya ‘harj’ (pembunuhan) (HR. Muslim)
Dalam riwayat yang lain Imam Bukhari Kitabul Fitan meriwayatkan dari Syaqiiq, ia berkata : “Aku pernah bersama ‘Abdullah dan Abu Musa. Mereka berkata : Nabi saw bersabda :
إن بين يدي الساعة لأيَّاماً يُنزَلُ فيها الجهلُ، ويُرْفَعُ العلم.
“Sesungguhnya menjelang hari kiamat kelak, akan ada hari-hari yang diturunkanya kebodohan dan diangkatnya ilmu”.
Hadirin sidang jumat rahimakumullah…
Ketiga, Diminumnya khamr, khamr adalah sejenis barang yang memabukkan, saat ini sulit dibantah bahwa bahaya khamr senantiasa mengancam sebagian generasi bangsa baik yang tua maupun generasi muda. Data statistik faktual menunjukkan pecandu narkotika terus meningkat, berdasarkan data BNN 2011 di Indonesia yang notabene-nya mayoritas Islam saja, Sekitar 3,8 Juta orang Atau Sekitar 1,5 Persen dan setiap harinya 40 orang meninggal dunia sia-sia karena barang haram tersebut. Pada 2012, diproyeksikan angka sudah mencapai 2,8 persen atau setara dengan 5,8 juta orang

Apakah masih kurang bukti, jika dikatakan, “khamr adalah musuh yang mengancam musnahnya generasi terbaik di hari-hari mendatang”. Na’usdzubillah semoga kita bukan termasuk dari 2.8 persen tersebut.

Keempat, Tersebarnya perzinaan, seolah-olah zina tidak dianggap sebagai prilaku tabu, seringkali terlihat di pinggir jalan, di tempat keramaian, taman-taman kota atau tempat-tempat wisata. Mungkin, jika dibandingkan di Barat mungkin belum lah separah di sana. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa apa yang terjadi disana menjangkiti kita yang berada di sini. Subhanallah sungguh mengerikan kehidupan di masa mendatang.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. (HR. Bukhari)

Hadirin sidang jumat rahimakumullah…
Marilah renungkan sekaligus meng-evaluasi diri, dan segera melakukan taubat nasuha, kita bentengi diri kita dan keluarga serta anak cucu kita dengan taqwa.
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. “Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”. (Al-baqarah:197).

Tidak penting lagi bagi kita untuk menebak kapan kiamat datang, tetapi yang terpenting adalah persiapan amal apa yang akan kita bawa kelak pada hari kiamat, Sebagaimana firman Allah swt,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al Hasyr [59]:18)
Hadirin… Beruntunglah orang-orang yang masih terus konsisten meskipun berat, selalu mengutamakan taqwa dan iman sebagai pegangan dalam hidupnya. Semoga di tahun yang lalu amal kita diterima oleh Allah, dan bisa lebih banyak lagi beramal di tahun sekarang dan akan datang. Amiiiin ya rabbal alamin.
==================================
Khutbah di  : Masjid Al-Fithrah, Bintaro
Oleh : Admin Pusat khutbah jumat
Waktu : Jumat, 04 Januari 2013
=================================
Read More »

Ringkasan Khutbah tentang Taubat Nasuha

Taubat nasuha adalah kata yang mudah diucapkan namun sulit direalisasikan, taubat yang terdiri kata ta-wa-ba mempunyai makna satu yaitu kembali, sedang nasuha artinya murni. maka taubat nasuha adalah pertaubatan yang murni, segala keteguhan hati terpusat pada penyesalan mendalam disertai niat didalam lubuk hati tidak mengulangi dosa serupa lagi. oleh karenanya diakhir tahun 2012 ini saya akan menuliskan sebuah renungan tentang TAUBAT NASUHA

Taubat Nasuha, sungguh sebuah kebutuhan yang tidak boleh ditunda, karena taubat nasuha pekerjaan penting untuk menjernihkan kefithrahan yang telah diberikan oleh Allah swt. Taubat Nasuha bagaikan krim pencuci piring, setiap hari dipakai, dikotori namun disamping tempat cuci piring tersedia krim pencucinya. Setiap kali dosa menempel maka krim pencuci yang bernama taubat nasuha harus selalu tersedia

Taubat Nasuha harus diteliti dan ditekuni, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, taubat nasuha ini modal kedua setelah mengetahui ilmu syariat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Mustahil manusia bisa mendekatkan diri kepada Allah kalau belum menguasai ilmu dan pengetahuan serta mempraktekkannya Taubat Nasuha

Taubat Nasuha menjadi jembatan yang harus dilewati seorang salik untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang ditaubati dengan taubat nasuha adalah seluruh dosa baik berkaitan dengan dosa personal kepada Allah atau kepada hamba Allah lainnya. Bila kesalahan itu murni inkar kepada perintah Allah, maka cara mentaubatinya adalah dengan membayar hutang piutang fardhu (kewajiban) kepada Allah kemudian memohon ampunan dari-Nya, tetapi apabila berkaitan dengan haqqul 'adamiy maka taubat nasuha dilakukan dengan cara meminta maaf terlebih dahulu kepada orang yang diciderai dengan kesalahan tersebut kemudian melakukan taubat, itulah yang disebut dengan taubat nasuha bersegeralah taubat sebelum mati

memang tidak mudah untuk melakukannya, tetapi jika dilakukan dengan berulang kali maka, setiap akan melakukan kesalahan akan memikirkan betapa berat cara mentaubatinya. Kesalahan yang dilakukan berulang kali juga bisa menjadikan Allah enggan mengampuni dosanya. Inilah buah taubat nasuha, yakni menghindarkan diri sejauh mungkin dari perbuatan dosa mengingat betapa sulitnya mendapat ampunan dari Allah atas dosa yang terulang lagi dan lagi.
Read More »

Khutbah Jumat tentang Kurban Berwujud Manusia

contoh khutbah jumat
Jumat menjelang idul adha kali ini kita akan mencoba membuat tema khutbah jumat tentang kurban berwujud manusia sebagai bentuk prolog dari beberapa khutbah idul adha atau id kurban, semoga manfaat untu sesama. Ibadah qurban adalah bentuk ibadah yang hampir sama tuanya dengan keberadaan manusia ini ada. Pertama kali tradisi kurban ini diperkenalkan sejak putra Nabi Adam as. Pada masa dimana habil dan qabil diperintahkan untuk berqurban mendekatkan diri kepada Allah, kemudian periode-periode selanjutnya mengalami banyak penyimpanagan dan diluruskan pada masa Nabiyullah Ibrahim as. Hingga berlaku saat sekarang.

Beberapa dekade sebelum diutusnya Nabi Ibrahim as praktek kurban tidak seperti masa sekarang melainkan berkurban masih dalam wujud manusia, dimana pada masa itu manusia dikurbankan untuk dewa-dewa mereka. Sebut saja misalnya di mesir pada waktu itu mengenal tradisi mengurbankan gadis tercantik dipersembahkan kepada dewi sungai Nil, sementara di Kanaan Iraq bayi-bayi dipersembahkan untuk dewa baal. Di suku Aztec Meksiko mengenal tradisi, menyerahkan jantung manusia untuk dewa matahari. Di eropa utara orang-orang Viking yang tadinya mendiami skandinavia mengorbankan pemuka-pemuka agama mereka kepada dewa perang “odin”

Hadirin rahimakumullah...
Nah, Nabi Ibrahim, hidup pada abad ke-18 SM, suatu masa ketika terjadi persimpangan jalan pemikiran kemanusiaan tentang kurban-kurban yang masih berwujud manusia. Di satu pihak ada yang mempertahankan membiarkan manusia dikurbankan agar dewa mereka tidak marah, di pihak yang lain, adapula yang mempunyai pemikiran bahwa manusia terlalu mahal harganya untuk dikurbankan.

Disinilah ajaran yang dibawa N. Ibrahim, memberikan jawaban kepastian yaitu pada saat beliau mendapat wahyu melalui mimpi pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk menyembelih anaknya Nabi Isma’il yang kita kenal dengan hari ‘arafah. Kemudian puncak pelaksanaanya tanggal 10 Dzulhijjah. Peristiwa tersebut Seolah membuka jalan sejarah pemikiran teologis bahwa kurban bukanlah berwujud manusia. Kisah pengubanan Nabi Ibrahim tersebut dapat kita telusuri rekam jejaknya melalui firman Allah ta’ala:

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ. وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan puteranya di atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggil dia: "Hai Ibrahim,

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ.

sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Prosesi pengurbanan Nabi Ibrahim pun dilaksanakan. Setelah pisau dihujamkan dan digerakkan untuk menyembelih puteranya, tiba-tiba seekor domba dari surga dijadikan sebagai gantinya. Inilah jawaban atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa itu, sekaligus menjadi isyarat bahwa Tuhan sedemikian kasih kepada manusia, sehingga kurban manusia tidak diperkenankan. Meski demikian, jika Allah yang memerintahkannya nyawapun tidak ada harganya, apalagi hanya seekor domba atau sapi sebagai sembelihan di hari raya idul adha karena hal ini adalah perintah Allah...

Sidang Jumat Rahimakumullah …
Dalam kehidupan yang katanya modern ini, nilai peristiwa kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim as tersebut sering terlupakan, masih banyak praktek-praktek yang mengarah kepada mengorbankan manusia untuk mencapai tujuannya, mengurbankan kepentingan orang banyak demi terpenuhi ambisi kepentingan pribadinya. Seperti mencuri, pembunuhan bermotif dendam, dan termasuk yang membelalakkan mata kita baru baru ini adalah maraknya kasus korupsi.

Korupsi tidak lain adalah bentuk mengurbankan kebutuhan banyak orang untuk kepentingan dirinya. Dengan milyaran rupiah berapa banyak orang-orang yang bisa dihidupi oleh bangsa ini dengan uang tersebut, Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan “ walaupun berbeda prakteknya, korupsi mempunyai nilai kekejian yang tak jauh beda dengan praktek tradisi mengurbankan manusia”.

Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim as, puncaknya dirayakan sebagai hari raya Idul Adha, harus mampu mengingatkan, bahwa kurban berwujud manusia tidaklah diperbolehkan, tetapi yang dikurbankan adalah sifat-sifat kebinatangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri, seperti kikir, rakus, ambisius, menyerang dan kecintaan terhadap harta yang berlebihan. Sifat-sifat yang demikian buruk itulah yang harus dibunuh dalam memahami kurban secara filosofis. Bukan hanya semata-mata takut dan khawatir Allah akan marah jika kita tidak mengalirkan darah kurban di hari raya idul adha. Sesungguhnya yang sampai kepada Allah bukanlah besar kecilnya sembelihan semata, tetapi nilai ketaqwaan yang ada didalam dirinya.

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ..... (الحج:37).
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.. (Al Hajj: 37)”

Allah Bukanlah Haus darah seperti berhala-berhala jahiliyah, Allah bukanlah Tuhan yang menginginkan daging manusia seperti singa, tetapi Allah semata-mata menginginkan ketaqwaan dan ketundukan manusia terhadap perintahnya. Salah satu ukurannya adalah kemampuan dia untuk menentang hawa nafsu serakah dan cinta terhadap harta, pada prinsipnya semua yang ada di sekeliling kita adalah sebuah bentuk sarana untuk menghamba belaka;

Sidang Jumat anjakumullah..
Berkurban hukumnya sunnat muakkadah dalam pengertian yang mudah, sunnat muaakad adalah sunnat yang mendekati wajib. Imam Ibnu taimiyah, dalam majmu’ fatawa mengatakan, qurban secara nilai pengabdian jauh lebih baik dari pada sedekah, kurban diunggulkan karena ia mencakup amal kebaikan dalam arti mempunyai implikasi kepada masyarakat miskin juga mempunyai makna ketauhidan yang sangat tinggi.

Ibnu Umar mengatakan,الأضحية هي سنة ومعروف Berkurban adalah ibadah sunnat dan sudah popular,
Populer karena akar historisnya hampir sama tuanya dengan usia manusia.

Andai pada saat ini kita termasuk orang yang tidak mempunyai kelapangan untuk berkurban, kita harus tetap mengorbankan yang kita punya entah berupa fikiran untuk mensukseskan pembagiannya, membantu dengan tenaga yang kita punya untuk meringankan beban pengelolaannya dan bantuan-bantuan yang semakna dengan hal tersebut.

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang mampu mengorbankan jiwa raga kita hanya untuk Allah SWT, dan mampu mendistribusikan sebagian yang kita miliki untuk membantu sesama atas nama kemanusiaan di atas panji-panji agama Amin yaa Robbal ‘aalamiin….

بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من الأية وذكر الحكيم عسى ان نكون من الفائزين وتقبل. منى ومنكم من المقبولين. برحمتك يأرحم الراحمين..


Read More »

Khutbah Jumat tentang Ciri Taqwa selepas Ramadhan

contoh khutbah jumat pilihan terbaruPertama-tama marilah kita panjatkan puji setinggi-tinginya kepada Allah swt yang telah memberikan banyak karunia kepada kita semua berupa sehat jasmani dan ruhani, semoga kesehatan yang kita miliki ini abadi se-usia bumi. Begitu juga shalawat serta salam semoga tersenandung untuknya ila yaumil qiyamah

Khotib ingin menegaskan bahwa hidup bertaqwa adalah satu-satunya jalan yang tepat dari dulu, sekarang hingga masa yang akan datang. Taqwa dalam arti menjalankan perintahnya dan terus menerus istiqomah menjauhi larangannya.

Ramadhan baru saja berlalu dari hadapan kita, bulan di mana semua ummat islam di-tranining “dimodali” bekal mengendalikan diri untuk hidup sebelas bulan yang akan datang, oleh karenanya hasil yang diadapat dari ibadah puasa dapat dilihat dari implementasi sebelas bulan yang akan datang. Bertambah sholeh dari sebelumnya atau bertambah tholeh sesudahnya.

“Training” tersebut di awasi langsung oleh Allah dan ‘sertifikat’ yang dijadikan sebagai penanda kesuksesan dari ibadah puasa itu adalah titel taqwa dan terampuninya dosa. Alangkah baiknya jika kita tidak langsung larut dalam klaim bahwa kita ini termasuk orang yang bertaqwa, mengingat betapa berat dan sengsaranya ibadah puasa ramadhan. Kalau saja ternyata ibadah puasa itu hanya menahan lapar dan dahaga saya pastikan 99 persen banyak yang berhasil, tetapi puasa yang sebenarnya adalah mengekang hawa nafsu buruk yang mengotori jiwa ini. Karena itu jangan terlalu pede dengan puasa yang kita lakukan bulan ramadhan yang lalu. 

Allah berfirman di dalam al Qur’an
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا. الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا. أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا.
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (QS. al kahfi:103-105)

Apapun yang kita dapatkan hari ini adalah akibat dari usaha dihari-hari sebelumnya. Namuun harap kita semua adalah menjadi orang yang bertaqwa.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah
Adapun, sebagian ciri yang paling lekat dalam kaitannya dengan momentum halal bihalal yang dilakukan setelah berlalunya bulan ramadhan sesuai dengan Firman Allah QS. Al-Imran: 134

اللذين ينفقون فى السراء و الضراء والكا ظمين الغيظ و العا فين عن النا س إن الله يحب المحسنين
Artinya:
orang yang beriman adala)…. adalah orang yang menginfakkan harta bendanya baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang, menahan marah, mema'afkan orang lain. sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik

Dalam ayat tersebut di atas, memberikan informasi kepada kita semua, bahwa diri orang bertaqwa paling tiadak ada tiga 

Bersedia untuk berbagi kepada orang lain, hal in ditandai dengan zakat fithrah, zakat fithrah diwajibkan olh setiap orang yang pernah menikmati ramadhan meskipun sekejap, dan dia mempunyai bekal makan untuk esok harinya. Betapa zakat ftihra ini demikian bermakna, sampai orang yang hanya pas-pasan nuntuk hidup esok hari saja diwajibkan berbagi berupa zakat fithrah.

Hal ini isyarat bahwa, untuk membantu orang lain tidak hanya kewajiban bagi orang kaya dan berpunya, tetapi siapapun yang mempunyai kelebihan maka hendaknya berbagi dengan orang lain, terutama bagi orang yang kelebihan harta benda. Orang yang dianugerahi tenaga maka sumbangkan tenaganya untuk orang lain, orang yang mempunyai pengetahuan pergunakan pentahuan itu untuk memecahkan kebuntuan hidayah di hati orang lain dan begitulah seterusnya.

Kedua, menahan marah, siapapun pernah marah jika ada kesalahan yang dianggap sangat ‘terlalu’ tetapi tidak berarti marah disembarang tempat dan ledakan kemarahan yang berlebih, tetapi jika akan marah, pertimbangkan kembali sudah pantaskah kita marah, kalau memang sudah pantas untuk marah, pertimbangkan kembali dimanakah tempat kita marah dana kapan waktunya harus marah. 

Marah di tempat umum jelas tindakan yang tidak elok, marah dalam kondisi waktu yang tidak tepat juga hanya sia-sia, terlebih lagi jika marah hanya sebatas karena kesal dan dendam yang tidak merubah prilaku orang yang dimarahi, subhanallah... Sungguh islam mengajarkan jauhi sifat marah. Sampai hadits Nabi, la-taghdhab, la-taghdhab, la-taghdhab

Ketiga dan yang paling sulit adalah mema’afkan, karena mema’afkan adalah menghapus kesalahan orang lain dari dalam hati, mengaku dengan lisan mema’afkan tetapi tidak tembus ke dalam hati itu berarti masih dalam batas menahan amarah, ya hanya belum meledak saja. Memaafkan adalah bagian dari merubah pola pikir dari merasa benar menjadi pola pikir orang berpandangan bahwa orang lain yang melakukan kesalahan lebih pada kesalahan yang tak disengaja. 

Karena itu orang tidak ditemukan ayat untuk meminta ma’af tetapi yang ditemukan adalah ayat ayat untuk mema’afkan misalnya pengalan ayat
Allah berfirman:

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ 
Hendaknya mereka mema’afkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak bahwa Allah akan mengampunimu? Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang (QS.an-Nuur:22)

Dari ayat di atas, ciri-ciri pribadi muttaqin ada 3 yaitu, infaq dalam kondisi apapun, menahan marah, dan memaafkan, jika kita telah melaksanakan tiga hal tersebut maka kita layak mendapat julukan orang orang yang muhsinin. Dari tiga tingkatan tersebut yang paling tinggi tingkat kesulitannya adalah berbuat baik kepada orang lain meskipun orang lain tersebut berbuat salah kepada kita, dan itulah yang disebut dengan muhsinin

Hadirin rahimakumullah
Adapun cara untuk meminta ma’af tentu berbeda bersifat kasuistik, jika kesalahannya adalah menyangkut haqqul adami maka kembalikan terlebih dahulu hak-nya kemudian meminta ma’af senada dengan apa yang di sampaikan oleh Imam Ali ra. pernah berkata: Kalau ingin meminta maaf maka kembalikan semua hak orang dan kemudiana meminta maaf.

Fenomena yang sering kita saksikan, jika ada koruptor yang memohon ma’af lahir bathin di televisi sedangkan hasil ‘buah’ korupsinya tidak dikembalikan kepada negara, tentau tidak akan terampuni dosanya, sampai seluruh penghuni bangsa ini rela dan ridho atas perbuatannya itu, naudzu billahi min dzaalik, semoga kita terhindar dari perbuatan itu

Khutbah pembuka,
الْحَمْدُ لله الذى يُحْيِ وَيُمِيْتُ . قد جُعِلْ فِى كُلِّ اَخِرِ رَمَضَانَ عِيْد . اَلْعِيْد لَيْسَ لِمَنْ لَبِسَ اْلجَديْد . وَلَا لِمَنْ اَكَلَ الَّلذِيْد . وَلَكِنَّ الْعِيْد لِمَنْ خَافَ اْلوَعِيْدَ . وَلِمَن تَقْوَاهُ تَزِيْد. فِى هَذَا لْيَوْمِ قَدْ تَقَرَّبَ اْلَبعِيْد .أشهد أن لااله الا الله واحده لاشريك له رب السموات و الأرض هو يبدئ ويعيد . وأشهد أن محمـدا عبده ورسوله الراشدكل المرشيد. اللهم صل على سيدنا محمـد حامل القرأن المجيد.
وعلى اله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم زحام شديد . فياأيهالحاضرون . إتقواالله. إتقواالله. إتقواالله ما ستطعتم, لنيل الفرح و السعيد
Read More »

Khutbah Jumat tentang Mi'raj dalam Sholat

contoh khutbah jumat pilihan terbaruالحمد لله الواحد القهار . العزيز الغفار . مدبر الأمور ومقدر الأقدار . ومولج الليل فى النهار . ومولج النهار فى الليل تبصرة وذكرى لأولى الأبصار . أشهد أن لاإله إلاالله وأشهد أن محمدأ عبده ورسوله الأطهار . اللهم صلِّ على سيدنا محمد المصطفى المختار . وعلى أله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم فريق فى الجنة وفريق فى النار أصيكم و نفسى بتقو الله

Hari kamis kemarin, menurut kalender penanggalan Hijriyah tepat tanggal 27 Rajab 1434 H, diperingati sebagai hari yang sangat bersejarah menginta pada tanggal tersebut Nabi yang dalam keadaan bersedih hati atas meninggalnya dua orang penopang perjuangannya berda’wah li ‘;laai kalimatillah dengan kehendak Allah wafat pada tahun yang bersamaan. Untuk meneguhkan hati Rasul saw Allah memperjalankan hamba pilihanya tersebut di sebuah malam tanggal 27 Rajab yang kemudian dikenal dengan isra’ mi’raj. Perjalan relegius tersebut hanya diberikan satu-satunya kepada beliau, saking istimewanya perjalan religius tersebut diabadikan menjadi nama surat yaitu Surat Al-Isra’ Ayat pertama berbunyi:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isra’: 1)

Isra’ secara lughawi bermakna perjalan di malam hari. Perjalan tersebut berlangsung sangat cepat dari makkah ke palestina kemudian diteruskan tembus sampai ke sidratul muntaha dan bahkan melebihinya hanya memakan waktu semalam. Dengan singkatnya waktu tersebut, tentu perjalanan ini banyak mengundang tanya dari berbagai kalangan sahabat dan kaum quraisy makkah pada waktu itu, tak sedikit yang menganggap bahwa perjalan secepat itu adalah perjalanan yang irrasional. Meski dalam dunia ilmiah, tidak semua benda mengalami percepatan yang sama.

Kapas dan batu tentu mengalami percepatan yang berbeda saat dijatuhkan dari ketinggian, karena itu tak heran jika ada percepatan yang berbeda pula antara perjalan manusia biasa dengan perjalanan Rasul saw di waktu itu. Walluhu a’lam, ilmiah atau tidak ilmiah, yang pasti Abu bakar adalah sahabat yang meyakini hal itu pertama kali sehingga mendapat gelar as-Shiddiq.

Rupanya akal manusia memang tidak dipersiapkan Allah untuk mengetahui secara ‘pasti’ proses Isra’ dan Mi’raj sang Nabi, karena itu wajar jika sekembalinya dari isra’ mi’raj Rasulullah saw dicela dan bahkan dianggap sebagai orang yang sudah hilang akal sehatnya, Sebagai hamba Allah yang bertaqwa, jika akal memang tidak dipersiapkan untuk mengetahuinya berarti tuntutan Allah adalah untuk meng-imaninya, bukan merasionalisasikannya, mengingat banyak keterbatasan dalam akal pikiran manusia.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Yang terpenting bagi kita semua adalah oleh-oleh yang didapat oleh beliau, yang mana oleh-olehnya sudah dibagikan kepada semua ummat hingga kini dibagikan kepada semua ummat manusia, bahkan oleh-oleh tersebut abadi tak lekang dimakan zaman, tak rapuh dimakan waktu, oleh-oleh tersebut adalah kewajiban sholat lima waktu. Dari perjalanan yang istimewa mendapat oleh-oleh kewjiban yang sangat istimewa, kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar sebagai mana kewajiban lainnya. Sehingga pesan terakhir beliau Nabis saw di punghujung tutup usia adalah “as-holat, as-sholat”

Kewajiban melaksanakan zakat, semua orang yang Islam wajib melaksanakan ibadah zakat, akan tetapi bisa ditawar jika memang tidak mempunyai harta dalam batas yang mewajibkan zakat secara syar’i, begitu juga berpuasa, meskipun sehat bugar, baligh dan berakal, akan tetapi jika dalam perjalanan jauh, maka puasa boleh dibatalkan untuk diganti di hari yang lain. Haji adalah kewajiban puncak, jika ada orang yang kaya raya, sehat bugar, tetapi apabila tempat yang dituju terjadi kekacauan maka ibadah haji menjadi boleh tidak dikerjakan di waktu itu.

Namun berbeda dengan sholat, sholat diwajibkan kepada siapapun, apapun jenis kelaminnya, dan kapanpun, serta dimanapun. hatta orang sakit parah sekalipun, selama pikirannya masih sehat maka Allah mewajibkan sholat dengan semampunya. Kecuali perempuan yang mendapat undzur syar’i
Sholat sebagai soko guru agama, sholat adalah tiang agama barang siapa yang menegakkan sholat maka ia berarti menegakkan agama, sebaliknya barang siapa yang meninggalkan sholat sama halnya dengan merohbohkan agama. Agaknya tidak bijaksana jika agama kita dirong-rong oleh pihak lain, tanpa memberi kritik pedas yang tajam terhadap pelaksanaan sholat bagi orang Islam sendiri, bukankah tegak dan tumbangnya agama salah satu pemicunya adalah sholat

Di akhirat kelak sholat menjadi standar amaliyah lainnya, apabila sholatnya baik maka baik pula amal ibadah lainnya, sebaliknya apabila sholatnya rusak maka rusaklah amaliyah lainnya. Sebagaimana Sabda Nabi saw.

الصلاة فإن صلحت صلح سائر عمله، وإن فسدت فسد سائر عمله يوم القيامة أول ما يحاسب عليه العبد

Hadirin Rahimakumullah…
Betapa besar dan pentingnya kewajiban melaksanakan ibadah Jangankan meninggalkan sholat, orang yang meremehkan sholat saja akan diancam oleh Allah swt,

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ.
Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (al-Ma’uun:4)

Sholat yang didalamnya ada kelupaan, sholat yang hanya dilakukan pada saat khusyu’ menghadap kiblat namun setelah salam, kembali berbuat maksiat laksana orang-orang yang tidak pernah melakukan sholat.
Kita sering kali mendengar kumandang ayat, bahwa sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar, namun faktanya banyak orang-orang yang rajin sholatnya tapi doyan pula berbuat maksiatnya, di masjid penuh bahkan sesak berjejal, namun begitu juga ditempat hiburan banyak yang melaksanakan sholat tapi masih saja berbuat aniaya terhadap sesama.

Bekas Mi’raj kini bisa kita napak tilasi dengan cara sholat khusyu’, tidak hanya di waktu sholat tetapi hati masih tetap dalam keadaan sholat, khusyu’ dan tenang, selalu merasa diawasi oleh Allah swt.


======
lokasi di : YSM
waktu : 07-06-2013
Read More »

Khutbah Jumat tentang Ludah Hewan vs Ludah Manusia

kata-katamu adalah panahmuSetiap sesuatu yang keluar dari lisan ini tidak ada nilainya kecuali dzikir kepada Allah begitujuga yang berupa benda bahkan ludah hewan lebih mahal daripada ludah manusia, ini pelajaran yang sangat berharga untuk diposting di pusat khutbah jumat kali ini.. secara lengkapnya

الحمد لله الذى أحسنَ خلْقَ الإنسان وعدَّلَه. وألهمه نورَالإيمان فزَيَّنه به وجَمَلَّتَه. وعلَّمه البيانَ فقدَّمه به وفضَّلَه. وافاضَ على قلبه خزائنَ العلومِ فأكمَلَه. ثم أرسل عليه ستراًمن رحمتِه وأسبَلَه. ثم أمدَّه بِلسانٍ يترجَّم به عمَّاحواه القلبَ وعقْلَه...
أشهدأن لاإله إلاالله وحده لاشرِيكَ لَه. وأشهدأنَّ مُحمَّداعبدُهُ ورسُولُه لا نبي بعده ...
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة.
أعوذبالله من الشيطان الرجيم : وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ...
. إتقواالله.. أن الله يحب من التقى ويكره من الطغى
Sidang Jumat Rahimakumullah
Seluruh yang keluar dari lisan seseorang baik berupa perkataan maupun suatu benda, sama sekali tidak ada nilainya di hadapan Allah swt kecuali berupa dzikir kepada Allah ta’ala, begitu juga yang berupa benda, semua tidak ada harganya dipasar manapun juga, Bahkan jika kita mau merenungi sejenak, sesuatu yang keluar dari mulut hewan terkadang jauh lebih berharga daripada yang keluar dari mulut manusia.

Ludah burung walet jauh lebih mahal harganya daripada ludah manusia, satu botol ludah burung walet laku ratusan juta rupiah, bisa dipakai untuk bahan obat dan kosmetik bermutu tinggi, tapi ludah manusia tidak pernah laku meskipun dibantu oleh marketing hebat manapaun, coba kita bandingkan pula, ludahnya lebah atau madu satu botolnya laku jutaan rupiah, tetapi ludah kita semua semakin banyak dikumpulkan maka semakin pula menjijikkan, Hal ini memberikan isyarat dan pelajaran yang baik untuk kita, bahwa segala sesuatu yang keluar dari lisan kita baik berupa benda maupun berupa perkataan tidak berharga kecuali berupa rangkaian dzikir kepada Allah swt.
Read More »

Ringkasan Khutbah tentang Menjaga Kejernihan Hati

Manusia sengaja diciptakan Allah secara sempurna, kelengkapanan indera sebagai penyempurnaan penciptaanya agar manusia berpotensi secara maksimal dalam menajamkan visi hidup mengabdi kepada Allah ta’ala. Setiap indera punya dua potensi, potensi baik dan potensi buruk, tergantung atas dasar apa menggunakannya. Bila digunakan dengan menggunakan pertimbangan keimanan maka potensi baik yang, sebaliknya bila dipergunakannya atas dasar pertimbangannya memperturutkan hawa nafsu maka potensi buruk yang terlahir darinya.

Kita mesti hati-hati dan terus waspada terhadap pintu maksiat yang ditimbulkan dari anggota badan. Pendengaran, penglihatan, perkataan dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Semua kejahatan muaranya ada di dalam hati, maka senantiasa kita harus menjaga kejernihan hati dan memahami sumber yang menciptakan kejernihan hati.

Pikiran
Sumber utama yang masuk ke dalam hati adalah pikiran, pikiran yang tenang akan berpengaruh terhadap ketenangan hati, sebaliknya pikiran yang keruh akan membuat suasana hati juga keruh. Oleh karena itu pikirkan sesuatu yang baik, tidak iri hati, dengki atau berfikiran kotor lainnya, maka akan bisa menjernihkan hati. Pikiran adalah sebuah tampungan besar yang mewadahi semua keadaan, sedih, senang, marah, sabar dan lain sebagainya.
Read More »

Khutbah Jumat tentang Menuju Kematian yang Pasti


Kematian adalah sebuah kepastian yang sangat menakutkan apa saja, termasuk hewan sekalipun, oleh kerananya meski hewan, jika ia terancam kehidupannya maka ia akan membela dirinya habis-habisan demi mempertahankan kehidupannya. karena mati akan menghilangkan kenikmatan dunia menuju kenikmatan/siksa di alam yang jelas-jelas akan beda. ‘mati’ akan merenggut cita cita dan membunuh semua karir yang di gelutinya


Sidang Jumat Rahimakumullah
Rute perjalanan kehidupan ini hanya terdiri dari dua alur, lahir dan mati, kelahiran menuju alam yang satu dan kematian menuju alam berikutnya, pada saat di alam berikutnya seolah ia  dilahirkan kembali di sebuah alam yang berbeda dengan alam sebelumnya, betah atau tidah betah manusia tak mungkin kembali ke alam sebelumnya. Jika demikian kenyataannya nanti tentu perlu persiapan untuk menghadapi kengerian ini. Apa yang perlu disipakan dalam hidup ini adalah menjemput kematian yang telah pasti, yang akan mengantarkan kita semua ke alam berikutnya. Oleh karenanya tak berlebihan jika dikatakan bahwa rumah masa depan dalam tanda kutip adalahalam kubur dan alam-alam selanjutnya. Modal utama untuk alam berikutnya yaitu taqwa.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal" ( QS. al Baqarah: 197)

Tak seorang pun bisa melepaskan dirinya dari fenomena kematian, kematian akan datang tak kenal jenis kelamin, waktu, dan kepada siapapun. Semua telah jelas dalam ketentuan sang pemilik kehidupan abadi yak Allah ilahi rabbi. Setelah kematian itu datang tak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan dengan bertaubat, juga tidak ada kesempatan lagi untuk menambah bekal untuk perjalanan jauhnya menuju akhirat. Setelah itu hanya bermuara pada kediaman abadi yakni surga dan neraka

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (ali Imran: 185)

Jika kita pandai merenung, maka ayat tersebut akan menjadi pedoman dalam hidup untuk menentukan arah masa depan hakiki dan menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk pentas kehidupan abadi nan sejati. Yakni kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. Di sana tersedia kenikmatan yang orisinil, tidak pernah dicicipi oleh hidupa didunia semewah apapun, jangankan dinikmati membayangkannya pun tidak mungkin bisa. Kenikmatan di alam ‘sana’ bersifat hakiki lain halnya dengan kenikmatan di dunia yang serba imitasi dan membosankan, kenikmatan dunia hanya bersifat sementara, sebab itulah Allah berfirman bahwa kehidupan akhirat lebih baik diutamakan dari pada kehidupan duniwi.

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64).

Namun perlu diingat bahwa gebyar keindahan di dunia ini dibuat sedemikian rupa untuk menguji siapakah yang paling baik dan ikhlas amal perbuatannya, barang siapa yang lulus dalam ujian kehidupan duniawi dan selalu fokus akan kehidupan masa depannya sungguh ia termasuk orang yang sangat beruntung. Sayangnya ketertarikan pada duniawi melalaikan kehidupan akhirat, kehidupan tidak fokus dan cenderung terbawa arus kehidupan dunia. Nabi saw : “Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. (Mutafaq ‘Alaih).

Apabila ada manusia yang disuruh untuk mencicipi manisnya kehidupan akhirat satu cecapan saja, maka ia akan lupa akan sengsaranya di dunia, walaupan pada saat di dunia ia miskin papa sepanjang hidupnya. Begitu juga sebaliknya apabila ada orang yang selama hidupnya berbahagia, bergelimang harta, penghargaan sosial, jabatan atau kedudukan sepanjang hidupnya, ketika disentuhkan sekali sentuhan kepada adzab Allah sesudah kematian, maka ia akan lupa atas kemewahan dan sekusksesan dunia meskipun puluham tahun lamanya.

Sidang jamaah jumat yang dimulyakan Allah
Mumpung masih belum terlambat, selama nafas dikandung badan, maka terus meneruslah utnuk bertaubat kepada Allah, taubat nasuha dalam arti penyesalan yang mendalam diikuti dengan tidak melaksanaka dosa-dosa yang serupa maupun tidak serupa. Bagi hamba Allah yang shaleh, kematian adalah menuju pintu kebahagiaan, kematian adalah pintu menuju kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara kemewahannya. Sebalinya bagi orang yang berlumuran dosa maka kematian menjadi pintu pertama yang dilalui untuk menghadapi pedihnya siksa.

Kematian hadir kapanpun datang, hal ini harus di antisipasi sejak dini dengan perbanyak amal kebaikan dalam rangka menyongsong kematian yang pasti akan dantang kapan jua.

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Read More »