Pages - Menu

Khutbah Jumat tentang Umur Sebagai Modal Hidup

Pusat Khutbah Jumat. Segala puji bagi Allah atas karunia nikmatnya, kita dalam keadaan sehat jasmani ruhani, sudah seharusnya terucap syukur alhamdulillah. Dengan nikmat tersebut kita dapat melaksanakan ritual rutinitas mingguan, yakni sholat jum’at secara berjama’ah. Shalawat serta salam terucap kepada baginda Nabi saw, dimana bertepatan pada saat ini merupakan bulan dimana beliau dilahirkan, beliau berhasil menyingkap tabir kebenaran dan mengubur kebathilan dengan risalah yang dibawanya yakni agama Islam.

Mari kita bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan perintahnya sekuat tenaga serta menjauhi larangannya, agar terbuka jalan terang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin ya rabbal alamin

Hadirin yang dimulyakan Allah…
Terkait dengan kelahiran Rasulullah saw ini, ada baiknya kita renungkan dan dijadikan pelajaran akan pentingnya hakikat kelahiran. Sudah bukan menjadi barang rahasia, bahwa kehidupan di muka bumi ini diawali dengan kelahiran diakhiri dengan kematian, lahir dan mati hanyalah perjalanan panjang menuju hari akhirat. Diantara keduanya disebut dengan umur. Umur menjadi modal bagi setiap orang untuk berkarir di hadapan Allah, siapa diantaran yang paling banyak taqwanya, dialah yang dialah orang yang paling berharga di hadapan Allah, sebaliknya siapapun orangnya yang tidak menghargainya dengan mengisi kebaikan-kebaikan ia adalah orang yang terhina .

Berapa jatah umur yang diberikan oleh Allah swt adalah misteri, semua ada erat dalam genggamannya. Ada orang berumur panjang tetapi nilai kebaikannya sedikit, sebaliknya ada orang yang berumur pendek tapi kebaikan yang dilakukannya melimpah, inilah orang yang beruntung di hadapan Allah swt.

Yang pasti, bukan kadar lama atau tidaknya umur yang diberikan kepada kita, tapi kualitas dan tidaknya perbuatan itulah penentunya. Allah tidak akan memperlama umur manusia jika telah datang ajalnya, begitu juga Allah tidak akan mempercepat umur manusia jika belum sampai pada waktunya.
Allah berfirman
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya (QS. Al A’raaf : 34).

Hadirin yang dimulyakan Allah
Mari kita berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh keuntungan seebsar-besarnya dari modal jatah umur yang sudah diukur oleh Allah swt. Sebelum ajal menjemput, ia (ajal) menjemput manusia secara paksa tak kenal permisi apalagi negosiasi.

Umur yang diberikan oleh Allah kepada manusia sangatlah pendek jika dibandingkan kehidupan ummat-ummat sebelumnya, bayangkan betapa singkatnya hidup ini jika dibandingkan dengan kehidupan kita di alam kubur atau alam akhirat, maka dari itu teruslah untuk selalu mengambil keuntungan dari umur yang ada. karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang panjang umurnya dan baik tingkah lakunya.

حدثناأبو حفص عمر يا رسول الله إي الناس خيرقال : مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وحسن عمله فأي الناس شر قال من طال عمره وسأي عمله (حسن صحيح, رواه الترمذي:)2256)
Abu hafs Umar berkata, wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling baik, Rasulullah bersabda:” orang yang panjang usianya dan baik amalnya, lalu siapakah orang yang palik buruk? Rasulullah bersabda:”orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya”.

Menunrut Isa bin Maryam: dunia terbagi menjnadi 3 hari, kemarin sekarang dan esok hari, hari kemarin adalah hari yang telah lewat, sekarang adalah milik kita, sedangkan hari esok adalah belum dapat ditentukan apakah kita akan hidup sampai hari esok atau tidak. Imam Abu dzar al Ghiffari: menyingkat hidup dengan lebih ringkas lagi, bahwa hidup ini hanya singkat yaitu Cuma terdiri dari tiga nafas, yang telah lewat, sekarang dan akan datang.

Dari sini, telah jelas bahwa kehidupan ini memang sangat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal selama-lamanya, dari dunia yang singkat inilah mari kita cari bekal untuk perjalanan akhirat yang lama, panjang, sulit. Bahkan Nabi Muhammad pun bersabda:” " jika aku mengangkat makanan maka nabi tidak yakin bahwa makanan itu sampai kepada mulutnya karena didahului oleh maut yang menjeputnya",

بَارَكَ اللهُ لىِ وَلَكُمْ فِى الْقُرْ أَنِ العَـظِيمِ وَ نَفَعَـنِى وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَ يَةِ وَذِكْرِ الْحَـكِيْمِ وَتَقَبَّل مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِـيْم
S9TMV4EANYPD