Allah maha pemurah dengan segala nikmat yang diberikan kepada hambanya, patutlah kiranya untuk terus istiqomah bersyukur dengan cara menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, itulah cara bertaqwa yang kelak akan mendapat balasan kenikmatan yang berlipat ganda.
Allah menempatkan manusia sebagai khalifatullah fil ard (penguasa bumi), dilengkapi dengan berlimpah karunia yang dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan kehidupannya, dibandingkan dengan planet-planet lain seperti mars atau rembulan, meskipun ada ilmuwan yang bisa menemukan bahwa di planet lain ada kehidupan yang serupa namun biayanya tentu jauh lebih mahal dibandingkan dengan di bumi yang segalanya sudah diatur oleh Allah siap pakai.
Tugas utama khalifatullah yang berkaitan dengan alam raya ini ada dua: pertama Memakmurkan Bumi dan yang kedua memelihara alam dari kerusakan.
Memakmurkan bumi adalah kewajiban bersama yang bersifat kolektif, bukan semata mata tugas personal atau kelompok, semua manusia yang hidup harus ikut terlibat dan berperan serta secara aktif dalam memakmurkan isi bumi dengan cara menjaga kelestariannya, apapun bentuk pemanfaatannya, baik untuk tempat tinggal, bercocok tanam, penambangan atau pemanfaatan lainnya tidak boleh merusak lingkungan atau ekosistem yang sudah mapan, agar bumi ini tetap selamat dan layak untuk dihuni anak cucu kita.
Tugas yang kedua adalah memelihara alam dari kerusakan, dengan cara mengkondisikan bumi ini tetap terjaga sehat dan aman, tidak mengotorinya dengan sampah membahayakan, membuat resapan yang memadahi, saluran air yang cukup dan tata ruang bangunan. Pendek kata menjaga alam ini dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, dengan cara saling memberikan nasehat dan saling mengingatkan, termasuk menjaga alam dari kerusakan moral dan akhlak penghuninya, karena dengan cara berfikir yang benar maka alam ini akan tetap lestari dan selamat dari amukan sebab akibat alam itu sendiri
Hadirin sidang jumat rahimakumullah
Alam raya ini penuh jutaan pesona sebagai tanda kekuasaan-Nya, semua ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia, baik berupa hewan, tumbuhan, pergantian siang dan malam, gunung-gunung, angin, hujan dan segala ciptaan-Nya adalah tanda kekuasaan Allah, di baca dan direnungkan bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Siang hari ini marilah kita renungkan tentang penciptaan Allah terhadap angin, angin adalah makhluk ciptaan Allah yang membawa berita gembira dengan rahmat yang dibawanya, firman Allah swt dalam Surat Ar-Ruum: 46
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur”
Angin bertiup atas perintah oleh Allah swt, dengan bergeraknya udara membuat udara bersih, virus hilang dan banyak ni’mat yang datang, Bagi orang yang berfikir dengan angin dapat dimanfaatkan untuk kapal-kapal berlayar secara normal, masih banyak manfaat lain yang didapat darin penciptaan angin, yang tak kalah pentingnya adalah, Angin mendorong gumpalan awan ke daerah tertentu untuk mendatangkan hujan, dari hujan tersebut, tanaman tumbuh subur dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk di bumi supaya tetap survive dalam mempertahankan kehidupannya.
Penggalan Surat al Baqarah ayat 164
وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.
“..dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. al Baqarah: 164).
Namun terkadang Allah mengirimkan angin sebagai laknat dan hukuman. Angin datang membawa adzab yang menjadi sebab kematian dan kehancuran manusia, tidak setabilnya kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang. Di antaranya adalah kisah yang Allah ceritakan dalam al Qur’an tentang hukuman yang Allah berikan kepada kaum ‘Aad yang merupakan kaum Nabi Hud. Allah hancurkan mereka dengan angin.
وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ. مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ.
“Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk” (QS adz Dzariyat:41-42)
Begitu pula dengan hujan, terkadang Allah kirimkan juga sebagai laknat atas kedurhakaan ummat terdaulu sebagaimana banjir bandang yang dikirimkan untuk menghancurkan ummatnya Nabi Nuh as akibat kesombongannya, Jadi, ada banyak ragam tafsir seiring dengan datangnya bencana yang melanda bumi ini. Bisa jadi karena manusianya tidak mampu merawat alam sehingga Alam rusak oleh sunnatullah sebagai fenomena hukum sebab akibat, terjadinya banjir disebabkan bumi tak mampu menyerap air atas debit hujan yang berkepanjangan, kurang resapan, sampah dan sederet masalah tata kota lainnya. Oleh karena itu tidak mudah serta merta setiap bencana adalah adzab.
Yang pasti semua kejadian adalah kuasanya, untuk dijadikan sebagai pelajaran berharga, terlalu gegabah jika harus dimaknai adzab juga terlalu pede jika harus dimaknai sebagai sebuah ujian dari Allah swt. Biar mengalir sebagaimana mestinya dan menafsirkan sesuai dengan kadar kebutuhan dan kemampun pengetahuan yang melatar
Hadirin sidang jumat rahimakumullah..
Setiap manusia akan mempunyai persepsi yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, termasuk dalam menyikapi bencana yang akhir-akhir ini datang silih berganti, dari banjir, gunung meletus, l,ongsor kembali ke banjir dan seterusnya. Mungkin bagi sebagian orang akan mendapatkan berkah tapi dari sebagiannya lagi akan mendatangkan siksaannya, tepat sekali apa yang dikatakan oleh
Jalaluddin Ar-Rumi
Ular bagi ular adalah kehidupan
Namun ular ini bagi manusia adalah kematian
Karena itu tiada keburukan mutlak di alam semesta
Ketahuilah keburukan nisbilah yang ada di alam semesta
Banjir bermanfaat untuk sebagian kecil orang tetapi sebagian besar bagi mereka adalah bencana, gunung meletus bagi alam itu sendiri adalah manfaat, karena bisa menurunkan panas bumi, abunya bisa menyuburkan tanah dan lain sebagainya, tetapi bagi sebagian orang yang tinggal disekitarnya dalam radius tertentu adalah bencana
Marilah kita ambil hikmah dan pelajaran berharga dengan segala bentuk fenomena yang terjadi, sepertinya agak sulit gegabah menyimpulkan sebuah adzab atau tidaknya, karena bagi orang yang beriman seseuatu yang menyulitkan adalah ujian dan teguran tetapi bagi orang orang yang bergelimang maksiat mungkin dinamakan adzab. Sudah tidak perlu lagi harus mengatakan ini adzab atau murka Allah, tetapi cukuplah ini semua sebagai pelajaran bagi orang –orang yang mau memikirkannya. Tugas utamanya adalah memelihara alam dan merawatnya termasuk merawat akhlak
Marilah kita pelihara sebaik-baiknya bumi yang telah diatur oleh Allah dengan segala aneka kandungannya nikmat ini, kemurahan Allah telah diberikan kepada kita seperti saat ini
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan.” .
Hadirin sidang jumat rahimakumullah…
Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita renungkan Firman Allah yang berbunyi:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
, "Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Qs. Al-A'raf [7]:96)
Dan yang terpenting adalah bahwa Allah Swt memiliki tujuan yang beragam atas terjadinya bencana-bencana alam bagi setiap orang dan setiap kaum. baca juga postingan tentang visi hidup