Pages - Menu

Khutbah Jumat tentang Keutamaan Ilmu dibanding Harta

Ilmu Allah tak bertepi, seadanainya lautan dijadikan sebagai tintanya dan ranting pepohonan seluruh dunia dijadikan pena untuk menulis ilmu Allah tentu tidak akan mencukupinya, sungguh sebuah lautan ilmu Allah sangatlah luas, setiap manusia diharuskan untuk mencari ilmu, jika dibutuhkan untuk ibadah wajib, maka mencari ilmu hukumnya wajib,

Allah menjanjikan kemulyaan bagi orang yang berilmu (‘alim) bahkan Allah meninggikan derajatnya berlipat ganda, sampai tidurnya orang ‘alim lebih utama daripada ibadahnya orang jahil. Subhanallah.. Allah berfirman dalam kaitannya dengan ketinggian orang yang berilmu, Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ.
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadalah: 11).”

Dalam ayat di atas, ada dua golongan orang orang yang diangkat derajatnya oleh Allah yaitu orang yang beriman dan orang yang berilmu, sungguh ini adalah sebuah kemulyaan tertinggi yangharis terus diperjuangkan, tak perduli dalam keadaan panas dan hujan, semua aral melintang harus dilewati demi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Mungkin memang tidak mudah dan membutuhkan biaya tinggi, terlebih pada saat ini yang katanya pendidikan gratis tetapi masih saja ada iuran lain yang harus dibayar, memang berat menanggung beban pendidikan, tetapi jangan lah berputus asa, karena “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Sidang jumat yang berbahagia...,
Menumpuk ilmu dan mendistribusikannya adalah prilaku mulya, daripada menumpuk harta dan mendistribusikannya dengan benar, karena telah kita pahami bersama, banyak kelebihan ilmu dibanding harta benda, diantaranya seperti yang dikatakan oleh Ali kw. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Fir’aun, Qarun, Ilmu selalu menjaga sang mpunya sedang harta justru sebaliknya yaitu dijaga oleh orangnya, berilmu mempunyai teman, sedang mempunyai banyak harta biasanya banyak lawan.

Tidak hanya itu lanjut Ali kw. Ilmu tak habis untuk diberikan berbeda dengan harta, Ilmuwan sering dipanggil ‘alim, ulama, Sedangkan hartawan yang tak mendistribusikan harta dengan benar sering mendapat julukan bakhil dan kikir, pemilik ilmu akan menerima syafaat di hari kiamat, sedangkan pemilik harta dimintai pertanggungjawabannya, dari mana mendapatkannya dan kemana ia dihabiskan. Ilmu tak kenal lapuk bebrbeda dengan harta, Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan sedangkan harta harus selalu dijaga dari kejahatan, Ilmu tak butuh tempat sementara harta memerlukannya, Ilmu menyinari hati sedangkan harta mengeraskan hati. Kira-kira seperti itulah nasehat sahabat Ali kw dalam sebuah maqolahnya.

Masih banyak lagi nasehat tentang keutamaan ilmu jika dibandingkan dengan harta, namun bukan berarti pandangan ini menyudutkan orang orang yang mencari harta untuk kepentingan agama, karena keutamaan orang orang yang berjuang dengan hartanya juga mulya dihadapan Allah swt.

Saking pentingnya ilmu pengetahuan itulah, hingga ayat yang turun pertama kali adalah sarana unutk menuju ilmu yaitu denan kalimat iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq begitupula sebagian mufassir berpendapat wahyu yang kedua adalah tentang ‘tulis’ yaitu surat al-qalam. Ilmu adalah modal hidup dalam menjalankan ibadah, termasuk menjauhi larangannya, karena itu mencari ilmu hukumnya wajib untuk ibadah yang wajib

Sidang jumat rahimakumullah...,
Dari baca ilmu pengetahuan diserap, dari menulis ilmu pengetahuan disebar, alangkah pentingnya dua hal tersebut. Ambil sebagai contohnya manusia bisa mengetahui bahwa seluruh alam raya ini dengan berbagai gugusan bintang dan planet tersebut dari sebuah bendak yang sangat kecil dimana kepadatannya tidak terukur, kemudian ia muntahkan dengan putaran yang sangat kuat, hingga saat ini menjadi garis edar yang teratur hingga yaumil akhir nanti

Allah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)

Dalam ayat diatas, setelah dibaca dan dipahami kemudian menemukan bahwa hakekat alam raya ini adalah sesuatu yang padu dan tak terpecah belah. Berpisahnya dari materi yang satu itu dimulai dengan ledakan yang sangat dahsyat yang lebih dikenal dengan teori big bang. Begitu teori ini ditulis kemudian manusia tahu dan menambah kagum atas penciptaan alam semesta ini. Sungguh Allah maha kuasa terhadap segalanya.