Pages - Menu

Misi Rasulillah Terhadap Kesempurnaan Akhlak

الحمد لله رب العالمين ،الذي بعث النبيين مبشرين ومنذرين . والصلاة والسلام على

خير المرسلين ، وسيدُ الأولين والآخرين . وقائدُ الناس يوم الحشر المبين . وعلى اله و أصـحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أشهد أن لا إله إلا الله، وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبدُه ورسولُه ، أرسله رحمة للعالمين . أعوذ با لله من الشيطان الرجيم . لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا . أما بعد . فيأيهاالناس . إتقواالله ... قد فاز من الإتقياء و قد خاب من له البلاء.


Hadirin sidang Jumat rahimakumullah
Logika tauhid mengajarkan, Allah sang maha pencipta disebut sang khāliq, sedangkan segala sesuatu yang diciptakan Allah disebut makhlūq. Semua yang makhluk selain Allah adalah makhluk, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan dan alam sekitar ini semua adalah makhlūq. Termasuk manusia seperti kita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Kita patut bersyukur karena manusia menjadi makhluk Allah yang paling sempurna, sempurna dari bentuknya hingga derajatnya di hadapan Allah swt. 

Wujud manusia dapat dibagi menjadi dua, wujud fisik dan wujud non-fisik. Ada jasad ada ruhani, bahkan sebenarnya manusia ini dikendalikan apa yang ada dalam hatinya. Apa yang dilakukan fisik sebenanrya dikendalikan oleh kondisi non-fisik. kondisi non-fisik itulah yang disebut dengan akhlak.
Akhlak tidak lain adalah gambaran yang dikerjakan oleh fisik seseorang. Apabila akhlaknya baik, maka yang keluar berupa ucapan, tingkah laku maupun tulisan menjadi baik, begitu pula sebaliknya, apabila akhlaknya buruk, maka semua yang dilakukan akan ikut buruk pula.

Dengan demikian ada hubungan yang sangat erat antara khāliq, makhlūq dan akhlāq. Khaliq sebagai pencipta makhluk, dan Akhlak menjadi tatanan yang mengatur hubungan keduanya. Akhlak menjadi salah satu aturan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. 

Semua prilaku yang dilakukan fisiknya menunjukkan akhlak yang terdapat dibalik fisik seseorang, karena prilaku berkaitan erat dengan masyarakat sosial, maka akhlak mempunyai kaitan juga dengan masyarakat sosial. Akhlak yang baik seseorang akan membentuk sosial yang baik pula. Dalam skala yang lebih luas, memperbaiki akhlak berarti sama saja dengan memperbaiki peradaban itu sendiri. Jadi, sampai di sini, kita telah tahu persis bahwa akhlak menjadi sisi yang sangat penting dalam kehidupan ini, sekaligus menjadi misi Rasulillah sebagai utusan Allah swt.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah
Allah menciptakan alam raya ini makhluknya, itu adalah bagian dari rahmat yang tak terhingga banyaknya, khususnya untuk manusia. Allah mempunyai aturan main maka Allah mengaturnya dengan kitab suci Alquran, ini juga menjadi rahmat yang agung bagi makhluknya. karena Alquran tidak bisa dimengerti begitu saja, maka Allah mengutus rasulnya. Rasul saw adalah rahmat bagi semua alam. Dalam pengakuannya, Rasul saw membawa misi utama yakni menyempurnakan akhlak: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Misi tersebut beliau laksananakan dengan baik. keberhasilannya diakui oleh semua kalangan, Akhlak yang dicontohkan Rasul saw memukau siapapun yang mendalaminya.

Rasulullah sukses menyebarkan misi perbaikan akhlak, kurang lebih 23 tahun saja. Dunia jahiliyah yang biadab berubah menjadi negeri yang beradab dan berakhlak. Rasulullah orang yang paling berakhlak di seluruh jagad ini, ketika Aisyah ditanya, bagaimana akhlanya Rasul saw, khuluquhul qur’ān, wa simātuhu al-ghufrān denyut perubahannya kita rasakan hingga ke bumi nusantara ini. Al Qur'an memujinya dengan tegas.
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. al-Qalam: 4)
Hadis lain mengatakan, parameter keimanan seseorang dapat dilihat dari tingkat kesempurnaan akhlaknya:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR At-Tirmidzi)
Bila akhlaknya buruk, maka menunjukkan imannya buruk, meskipun kostum dan gestur tubuhnya menunjukkan kebaikan. 

Selain keimanan, ajaran lain juga menggunakan parameter akhlak, misalnya, hukum fiqh juga diukur dengan parameter akhlak, misalnya keberhasilan shalat seseorang dapat diukur melalui seberapa besar pengaruh shalat tersebut menjauhkan kita dari keji, melalui firman-Nya, “sesungghnya shalat itu mencegah keji dan munkar” (al-‘Ankabut: 45) serta sebaliknya: neraka Wayl bagi mereka yang salat untuk riya’ dan tidak mau memberi pertolongan (al-Ma’un: 4-7), zakat menjadi sia-sia jika diikuti kata-kata yang melukai orang lain (al-Baqarah: 264), dan seterusnya.

Akhlak menjadi sarana paling mudah sampai di surganya Allah swt, HR. Tirmidzi meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasul saw tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke surga, beliau menjawab: “taqwallāh wa ḥusnul khuluq, bertaqwa dan berakhlak yang baik”. dan masih banyak lagi keterangan dari al Qur'an, hadis, pendapata sahabat maupun ungkapan tabib’in yang membincang seputar akhlak ini. 

Di dalam hadis yang lain, akhlak yang baik akan mengantar pelakunya ke tempat terdekat dengan rasulullah kelak di surga. Berdasarkan hadis riwayat Imam At-Tirmidzi,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi)

Hadirin sidang jumat rahimakumullah
keberagamaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana seseorang berakhak. Orang yang berilmu tidak menjadi indikator keberagamaan seseorang bila mereka tidak menggunakan ilmu pengetahuannya untuk berakhlaq. Berpegetahuan luas saja tidak cukup, karena kaya ilmu pengetahuan, namun miskin akhlak, tetap saja ia tidak mampu menggeser derajat kemulyaan di hadapan Allah swt. 

Akhlak tanpa ilmu masih bisa mendorong untuk meraih ilmu, sebaliknya ilmu tanpa akhlak paling-paling hanya mendorong keangkuhan, lebih dari itu bisa jadi menimbulkan kerusakan. Faktanya, orang-orang yang terlibat dalam dosa korupsi bukan dari kalangan tidak mengerti, bukan tidak berilmu tinggi, tetapi tetap saja berdosa melakukan kemaksiatan besar. Karena itu kita harus tetap sadar, selain pintar juga butuh akhlak yang benar, lemah lembut dan sopan.

Lebih jauh, akhlak merupakan bagian dari manifestasi perwujudan mengamalkan ilmu. Orang yang berilmu namun tidak berakhlak dipersonifikasikan oleh al Qur'an bagaikan keledai menggotong kitab. Seberapapun banyaknya kitab yang dibawa, bagi keledai tidak ada gunanya. Seberapapun luasnya ilmu pengetahuan, bagi orang yang tak berakhlak maka ilmunya tidak berguna.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah
juga dalam hadist ditegaskan bahwa akhlak yang buruk justru bisa merusak amal, seperti cuka merusak madu atau di hadis lain dimisalkan seperti api melalap kayu bakar (HR. Ibn Majah). Puncaknya, sebagaimana Nabi sabdakan bahwa “agama adalah akhlak yang baik, misalnya: jangan marah.” Atau di hadist lain, dikatakan bahwa yang kuat dan lemahnya iman bergantung pada akhlak.
Sebagaimana kata Sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib, jangan gunakan ke-fasih-anmu berbicara pada ibumu yang telah mengajarkanmu berbicara saat kecil. Jika tidak, maka ilmunya akan kosong akan keberkahan. Tiada berguna bagi pemiliknya, atau bahkan mencelakakannya secara batin.

Pantas, Imam Malik bin Anas ra. dipesan oleh Ibunya, : “Belajarlah adab sebelum ilmunya”
Di saat geliat Islam mulai berkembang, media pembelajaran mendukung dan sarana akses untuk menggali informasi keagaam semakin baik, mari kita saling menjaga dan megingatkan tentang kebaikan dan akhlak yang mulia.

بَارَكَ اللهُ لىِ وَلَكُمْ فِى الْقُرْ أَنِ العَـظِيمِ وَ نَفَعَـنِى وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَ يَةِ وَذِكْرِ الْحَـكِيْمِ وَتَقَبَّل مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِـيْم

Khutbah ini masih terkait dengan momentum manfaat peringatan maulid Nabi saw